Rabu, 14 Maret 2012

BELAJAR DARI HAL YANG KECIL DAN BERKEMBANG PADA YANG BESAR


Ada orang yang pernah mengatakan, bahwa belajarlah dari hal-hal yang kecil lebih dahulu kemudian beralihlah yang lebih besar. Sejak kecil, manusia telah mulai belajar dari mulai belajar berbicara, makan, minum, berjalan, menulis, membaca maupun berbagai macam kegiatan lainnya. Manusia belajar dari kecil dan terus berkembang dengan pikirannya untuk menciptakan hal-hal baru dan memberikan inovasi pada apa yang telah ada.

Manusia berkembang menciptakan berbagai hal, lampu, mobil, pesawat, handphone, television, radio, AC, computer, maupun berbagai alat lainnya. Terciptanya alat tersebut diikuti dengan munculnya berbagai inovasi dari hasil ciptaan manusia sebelumnya diubah lagi menjadi lebih menarik, praktis, canggih, hebat, hemat, efisien, maupun mewah dari sebelumnya.

Manusia belajar dari kegagalan dan akan terus mencoba terdapat kesempatan maupun peluang dari setiap kesempatan yang ada. Manusia yang tekun, ulet, dan cerdas akan menggunakan setiap kesempatan yang di punya untuk terus mencoba.

Korupsi kata yang sudah tidak asing lagi untuk didengar. Beberapa orang mengatakan korupsi sebuah budaya karena sudah ada sejak zaman Kolonial yang dibawa oleh Bangsa Belanda. Sesungguhnya perkataan tersebut tak semuanya benar, sejarah memang mengatakan bahwa pada zaman kolonialisme di Indonesia yang dibawa Bangsa Belanda pernah terjadi kebangkrutan yang dialami oleh Belanda karena pegawai pemerintahannya banyak yang korup, lantas hal ini bukan kemudian berkembang menjadi sebuah budaya karena sesungguhnya budaya adalah suatu tradisi turun temurun yang dipertahankan oleh manusia sebagai hasil dari masyarakat tersebut.

Semua yang terjadi sekarang ini bukanlah kesalahan sepenuhnya penjajah, akan tetapi diri kita yang melakukannya sendiri, tanpa disadari dengan memulai dari hal yang kecil dan berkembang menjadi besar dengan berbagai inovasi. Tanpa disadari bahwa manusia belajar melakukan perbuatan ini sejak kecil. Perbuatan ini dimulai sejak kecil, ketika anak-anak beberapa saudara seperti paman maupun bibi memberikan uang, akan tetapi apabila tidak ditanya oleh kedua orang tua sang anak hanya diam saja dan akan menggunakan uang tersebut untuk kepentingannya sendiri. Selain itu apabila sang anak diperintah oleh kedua orang tua untuk membeli sesuatu dan orang tua memberikan sejumlah uang kepada sang anak, akan tetapi uang yang diberikan masih terdapat sisa dan sang anak tidak mengembalikan sisa uang tersebut dan menganggapnya harga barang tersebut sejumlah uang yang diberikan.

Perbuatan tersebut kemudian sering dilakukan oleh sang anak dan telah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan sang anak untuk menggelapkan uang yang diberikan orang tuanya berapa pun jumlah yang diterimanya. Kebiasaan ini kemudian dianggap biasa oleh kedua belah pihak baik sang anak maupun orang tua sang anak. Akan tetapi kebiasaan yang dilakukan sang anak merupakan perbuatan korupsi walaupun masih kecil. Kebiasaan ini apabila dibiarkan akan menjadi besar dan memberikan pandangan baik kehidupan sang anak bahwa menaikan harga tak semestinya bukan sebuah kejahatan.

Apa yang telah dilakukan oleh para koruptor sekarang ini menganggap memberikan dana lebih pada sesuatu bukanlah tindak kejahatan akan tetapi keuntungan itu perlu dilakukan dan itu sudah biasa. Sudah biasa? Sudah biasa dilakukan orang lain dan saya lakukan. Hal ini yang menjadi pandangan semua orang bahwa mencari keuntungan lebih pada orang lain tanpa orang tersebut mengetahui harga sebenarnya itu biasa dan itu sangat wajar.

Merubah pola pikir seseorang bukan perkara mudah, seperti medahnya membalikan telapak tangan akan tetapi perubahan pola pikir seseorang memang perlu. Apa yang disebut biasa oleh semua orang harus dianggap luar biasa dan yang dianggap oleh semua orang wajar itu tidak wajar. Suatu perbuatan yang dilakukan terus menerus akan menjadi suatu kebiasaan bagi semua orang, dan menjadi suatu kewajaran bagi seseorang karena perbuatan tersebut. Mulailah untuk hidup dengan jujur, dan membuat suatu kebiasaan yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar