Kamis, 22 Desember 2011

Lembaga Sosial


A.    Hakikat Lembaga Sosial
Ø  Pengertian Lembaga Sosial
Pengertian lembaga sosial menurut beberapa sosiolog:
a.      Mac Iver dan Charles H. Page
Mereka mengungkapkan bahwa lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang sudah diciptakan untuk mengatur hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain yang hidup berkelompok dalam sebuah kelompok kemasyarakatan.
b.      Leopold Von Wiese dan Howard Becker
Mereka mendefinisikan bahwa lembaga sosial sebagaio suatu jaringan proses dan cara hubungan atau interaksi sosial antara manusia dan antarkelompok manuisa dengan tujuan memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola yang terkandung didalamnya dan disesuaikan dengan kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya.
c.       Sumner
Lembaga sosial sebagai perbuatan atau perilaku, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan manusia yang sifatnya kekal dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar terdapat keteraturan dan integrasidalam masyarakat yang bersangkutan.
Ø  Fungsi Lembaga Sosial
1.      Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.
2.      Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan.
3.      memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap timgkah laku para anggota.
Ø  Tipe-Tipe Lembaga Sosial
1.   Berdasarkan Perkembangannya
a.   Crescive Institutions, yaitu Lembaga-lembaga sosial yang paling utama atau primer yang tumbuh dari adapt istiadat masyarakat dengan tidak sengaja, contoh: perkawianan.
b.   Enacted Institutions, yaitu Lembaga sosial yang dibentuk dengan sengaja untuk memenuhi tujuan tertentu. Contohnya: lembaga pendidikan atau lembaga keuangan.
2.   Berdasarkan Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat.
a.   Basic Institutions, yaitu lembaga sosial yang sangat penting guna memelihara dan mempertahankan aturan serta yaya tertib dalam suatu masyarakat. Misalnya : keluarga, sekolah.
b.   Subsidiary Institutions, yaitu lembaga sosial yang dianggap tidak atau kurang penting dalam suatu masyarakat. Misalnya aktivitas masyarakat untuk kegiatan piknik.
3.   Berdasarkan Penerimaan Masyarakat.
a.   Approved atau Social Sanctioned Institutions, yaitu lembaga sosial yang keberadaannya diterima oleh masyarakat. Misalnya: sekolah, perusahaan, ddl.
b.   Unsanctioned Institutions, yaitu lembaga sosial yang keberadaannya ditolak oleh masyarakat meskipun terkadang gagal untuk membasminya. Contohnya: Kelompok mafia.
4.   Berdasarkan Penyebarannya.
a.   General Institutions, yaitu lembaga sosial yang umum sehingga semua manusia didunia ini hamper mengenalnya, misalnya: agama.
b.   Restricked Institutions, adalah lembaga sosial yang diikuti oleh sekelompok masyarakat tertentu dibelahan dunia ini.
5.   Berdasarkan fungsinya.
a.   Operative Institutions, yaitu lembaga-lembaga sosial yang berguna sebagai lembaga yang mengumpulkan pola-pola atau tata cara yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan dari lembaga yang dimaksudkan. Contoh, lembaga industrialisasi.
b.   Regulative Institutions, adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk mengawasi adapt istiadat dan aturan sebagai pedoman tata kelakuan dalam masyarakat. Contohnya: lembaga hokum.
Ø  Peran dan Fungsi lembaga Sosial
1.      Lembaga Keluarga
o   Fungsi Biologis atau Reproduksi, yaitu suami istri dapat memenuhi kebutuhan biologis secara sah dan sehat serta akhirnya meneruskan keturunan dengan garis yang jelas.
o   Fungsi Afeksi atau Perasaan, yaitu anggota keluarga akan mendapatkan kasih, rasa cinta, damai, bahagia, dan aman.
o   Fungsi Sosialisasi dan Egoisasi, yaitu orang tua mengasuh dan mendidik anak dengan baik dimulai belajar mengenal dan menghayati nilai-nilai dan norma-norma melalui interaksi aktif dengan orang tuanya.
o   Fungsi Ekonomi dan Sosial, yaitu sebuah keluarga untuk mengolah keluarganya sendiri oleh karena itu harus bekerja atau mempunyai sumber penghasilan yang tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
o   Fungsi Pengawasan Sosial, yaitu orang tua selalu menanamkan nilai-nilai yang baik serta melarang perbuatan yang negative.
o   Fungsi Proteksi, yaitu orang tua harus dapat melindungi anggota keluarganya dari ancaman atau gangguan dari pihak manapun.
o   Fungsi Pemberian Status
2.      Lembaga Pendidikan
a.      Fungsi umum pranata pendidikan:
o   Sebagai wahana untuk mendidik dan membina masyarakat dibidang ilmu pengetahuan, tknologi, dan kebudayaan.
o   Mengarahkan warga masyarakat untuk mengembangkan kehidupan bermasyarakat.
o   Sebagai wahana untuk mengembangkan kebudayaan.
o   Mendorong timbulnya lembaga-lembaga pendidikan dasar, menengah, tinggi.
o   Terselenggaranya kegiatan mensosialisasi kebudayaan sebagai wahana dan media pengendalian sosial masyarakat.
o   Sebagai pedoman pola, sikap, dan tindakan masyarakat.
b.      Fungsi Lembaga Pendidikan Menurut Harton dan Hunt
                               I.      Fungsi Manifest (nyata)
o   Mempersiapkan anggota masyarakat agar mampu mencari nafkah sendiri dengan penuh tanggung jawab secara moral dan sosial.
o   Membantu mengembangkan bakat atau potensi seseorang demi pribadi atau masyarakat.
II.  Fungsi Lattent (tersembunyi)
o   Memupuk keremajaan atas perpanjangan masa pertidakdewasaan.
o   Mengurangi pengendalian atas pengawasan orang tua.
o   Mempertahankan system kelas sosial.
o   Memupuk perbedaan pendapat.
3.      Lembaga Agama
o   Sebagai media mendidik dan membina masyarakat dibidang keagamaan.
o   Sebagai wahana pengendalian sosial masyarakta yang berperilaku menyimpang.
o   Mengarahkan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dan kedamaian batin.
o   Terselenggaranya kegiatan keagamaan.
o   Sebagai pedoman masyarakat dalam berhubungan dengan sesamenya manusia, manusia dengan masyarakat atau lingkungan dengan penciptaNya.
4.      Lembaga Ekonomi
a.   Fungsi lembaga ekonomi:
o   Mengatur kegiatan masyarakat.
o   Mengatur kegiatan distribusi.
b.   Peranan lembaga ekonomi
o   Pedoman untuk mendapatkan bahan makanan.
o   Pedoman untuk melakukan pertukaran barang atau barter.
o   Pedoman tentang harga jual beli barang.
o   Pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.
o   Pedoman tentang cara pengupahan.
o   Memberi pedoman tentang cara PHK.
o   Mengatur perilaku manusia dalam memanfaatkan SDA.
5.      Lembaga Politik
o   Melembagakan norma hokum melalui undang-undang yang ditetapkan oleh badan legislatif.
o   Melaksanakan undang-undang yang disetujui.
o   Menyelesaikan konflik dalam masyarakat.
o   Menyelenggarakan pelayanan umum.
o   Melindungi rakyat dan Negara dari gangguan musuh.
o   Memelihara kesiapsiagaan nasional dari adanya bahaya musuh.
o   Memelihara ketertiban didalam (internal order).
o   Menjaga keamanan dari luar (external security)
o   Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare)
o   Mengatur proses politik, proses persaingan.

RPP Kelas X


RENCANA PELAKASANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan                  : SMA N
Mata pelajaran                       : Sosiologi
Kelas                                     : X
Semester                                : 1
Jumlah Pertemuan                   : 1 X Pertemuan
      A.  STANDAR KOMPETENSI 
            Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

B.     KOMPETENSI DASAR
           Mendeskripsikan proses interaksi social sebagai dasar membangun pola keteraturan dan dinamika kehidupan social

C.     INDIKATOR
  1. Menjelakan proses asosiatif 
  2. Menjelakan proses disosiatif
  3. Membedakan proses asosiatif dan disosiatif
  4. Menganalisis tentang macam-macam proses asosiatif dan disosiatif
                                                                                                       
D.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah peserta didik selesai kegiatan pembelajaran peserta didik dapat: 
  1. Menjelaskan proses asosiatif 
  2. Menjelaskan proses disosiatif
  3. Membedakan proses asosiatif dan disosiatif
  4. Menganalisis tentang macam-macam proses asosiatif dan disosiatif

E.     MATERI PEMBELAJARAN
         1. Proses Asosiatif (Association Processes)
Interaksi sosial dengan proses asosiatif bersifat psitif, seperti:
a.       Kerja sama
b.      Akomodasi
c.       Asimilasi
d.      Akulturasi
2. Proses Disosiatif (Opposition Processes)

a.       Persaingan (Competition)
b.      Kontravensi
c.       Pertikaian
d.      Konflik

F.      ALOKASI WAKTU           
Alokasi waktu yang digunakan 2 X 45 menit.

G.    MODEL PEMBELAJARAN 
o   Think pair and share
Tatap  muka
Penugasan terstruktur
Kegiatan mandiri tidak terstruktur
·            Guru melakukan ceramah interaktif dan questioning tentang assosiatif dan disosiatif.
·            Guru memberi satu contoh tentang assosiatif dan disosiatif.
Secara kelompok siswa melakukan kajian pustaka dan / internet tentang proses assosiatif dan disosiatif.

Membuat contoh dari proses assosiatif dan disosiatif dalam kehidupan masyarakat.

Mencari perbedaan antara assosiatif dan disosiatif.

Membuat analisis tentang bentuk-bentuk interaksi sosial.

H.    KEGIATAN PEMBELAJARAN
1
Kegiatan Pendahuluan
Alokasi Waktu

-    Motivasi : Guru memulai pelajaran dengan menanyakan peserta didik yang tidak hadir beserta alasanya.
-    Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
-    Pengetahuan prasyarat : Macam-macam proses assosiatif dan disosiatif.
-    Rambu-rambu belajar : peserta didik secara aktif mengkaji materi, guru mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan sesuai indikator yang ada.

5’
2
Kegiatan Inti


A.    Eksplorasi
-    Peserta didik dengan rasa tanggungjawab mendengar penjelasan dari guru tentang proses assosiatif dan disassoiatif.
B.     Elaborasi
-    Peserta didik dibagi dalam 8 kelompok, lalu dengan bekerjasama mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan materi.
-    Guru memimpin pleno dan setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
C.     Konfirmasi
-    Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya berkaitan dengan hasil diskusi kelompok.
-    Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkapkan peserta didik.
-    Guru memberi kesimpulan hasil diskusi kelompok kepada peserta didik.

80’
3
Kegiatan Penutup


-          Post test : Guru menyiapkan 12 pertanyaan sebagai umpan balik kepada peserta didik

5’


I.       METODE PEMBELAJARAN 
  • Ceramah Bervariasi 
  • Diskusi
 J.   MEDIA PEMBELAJARAN
  • Papan Tulis
  • Power Point
  • Gambar
  • Internet

K.    SUMBER BAHAN
  • Sosiologi 1, KBK, Tim Sosiologi, Yudhistira
  • Sosiologi 1, KTSP, Tim Sosiologi, Erlangga
  • Media massa dan elektronik
  • Internet

L.     PENILAIAN
o   Kognitif
o   Afektif     
Mengetahui                                                                             
Kepala SMA Negeri                                                 Guru Mata Pelajaran 


Drs. Totok Rochana, M.A                                          Anis Nurhidayati      

Selasa, 06 Desember 2011

Kenakalan Remaja

Didunia yang modern sekarang, banyak para remaja masa kini yang sering salah mengartikan tentang arti kebebasannya, terutama kebebasan individu. Remaja masa kini menganggap di usianya yang sekarang, mereka dapat menentukan pilihan dan kehendak mereka masing-masing. Padahal usia anak remaja merupakan usia yang masih labil dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusanpun seoarang anak remaja tidak ingin kalau orang dewasa ikut campur dalam hal ini, sebenarnya ini merupakan sebuah pembuktian pada orang lain bahwa mereka sudah dewasa dan bukanlah seorang remaja. Mereka ingin dikatakan sebagai orang yang sudah dewasa bukan remaja lagi oleh orang lain. Bagi sebagian orang tua hal ini, malah menimbulkan kecemasan bagi mereka, karena orang tua masih menganggap mereka sebagai anak kecil yang masih perlu mereka arahkan.

Pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan para remaja sering kali malah mengundang masalah bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Keputusan yang mereka ambil kadang hanya bersifat emosi sesaat yang tidak dipikirkan akibat yang akan terjadi masa sekarang dan akan datang. Tidak adanya ikut campur dari pihak lain yang dewasa seperti orang tua dapat menyebabkan remaja salah mengambil keputusan, disisi lain para remaja lebih mempercayai teman sebaya atau sepermainan untuk dapat berbagi dengan mereka. Para remaja lebih mempercayai teman sebaya atau sepermainan mereka karena mereka menganggap mereka lebih mengerti diri mereka dari pada orang lain atau mereka menganggap bahwa teman sepermainan mereka mempunyai jalan pikiran yang sama dengan mereka. Hal ini dapat berbuah baik ataupun buruk. Apabila teman sepermainan mereka sama-sama emosi dan tidak dapat mengendalikannya maka akan berbuah buruk bagi remaja akan tetapi bila teman sepermainannya dapat mengontrol emosinya maka akan berbuah baik. Pentingnya control orang tua dalam menentukan teman bagi anak juga sangat penting, namun anak sering tidak menerima larangan dari orang tua untuk bergaul dengan teman sepermainan mereka. Larangan dari orang tua malah akan menyebabkannya terjadi permasalahan antara orang tua dan anak. Anak akan berpikir bahwa kebebasan mereka telah dibatasi oleh adanya larangan-larangan yang dilakukan orang tua mereka. Seorang remaja yang tidak menerima larangan dari orang tua mereka biasanya akan melakukan pemberontakan atau membantah orang tua mereka. Hal ini dapat mengakibatkan seorang remaja sulit untuk diatur oleh orang tua mereka. Mereka malah akan lebih dekat dengan teman sebaya mereka yang mendukung keputusannya.

Seorang remaja biasanya belum bisa untuk mengendalikan emosi mereka, mereka sering kali bertindak sembrono, sekalipun perbuatan itu sering dilakukan. Tindakan ini sering dilakukan oleh para remaja karena mereka belum berpikir dengan jernih akan sebab dan akibatnya, baik dan buruk, serta dampaknya. Sebagian remaja menyesali perbuatannya dan ada sebagian lagi yang tidak menyesali perbuatannya. Remaja yang tidak menyesali perbuatannya akan melakukannya terus menerus hal tersebut.

Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak mereka sangatlah diperlukan adanya, hal ini dapat mengurangi terjadinya tindakan kenalakan yang dilakukan remaja. Seorang anak remaja yang melakukan kenalakan biasanya diakibatkan karena kurangnya rasa kasih sayang orang tua kepada anaknya, sehingga mereka berusaha untuk membuat orang tua mereka memperhatikannya. Ada sebagian anak yang melakukan hal ini dengan kegiatan positif tetapi ada sebagian anak yang melakukannya dengan kegiatan negative.
Anak remaja merupakan masa usia kembang anak yang sangat labil, karena diusia ini anak merncari jati dirinya atau identitas diri mereka. Dalam pencarian jati diri ini seharusnya anak didampingi oleh orang tua atau orang dewasa agar lebih terarahkan perkembangannya, akan tetapi sebagia para orang tua dan orang dewasa menyepelekan hal tersebut. Dengan alas an yang bermacam-macam. Seperti lebih mementingkan urusan pekerjaan mereka dan ketika pulang ke rumah orang tua mereka lelah bekerja. Selain itu pula dalam keluarga mempunyai anak yang banyak dan tidak mempunyai waktu untuk mengurusi perkembangan anak-anak mereka. Padahal semua permasalahan yang dipaparkan diatas, bukanlah masalah yang sulit, bahwa sebenarnya orang tua hanya perlu meluangkan waktunya sedikit saja untuk memperhatikan anak mereka, menasehati mereka, bukan hanya kebutuhan material saja yang dibutuhkan oleh seorang anak. Mereka juga membutuhkan rasa kasih sayang, perhatian, yang diberikan oleh orang tua mereka. Remaja yang tidak diberikan perhatian dan kasih sayang orang tuanya akan mencari perhatian dan kasih sayangnya kepada orang lain yang memperhatikan mereka dan berada disamping mereka. Bahwa mereka akan menemukan hal ini pada teman sebaya mereka yang memperhatikan mereka dan ada disampingnya saat dia membutuhkan.

Bila seorang anak sudah merasa bahwa dia telah merasa nyaman pada teman sebaya, maka masalah yang akan timbul apakah teman sebayanya memberi pengaruh baik atau buruk? Usia remaja adalah usia dimana seorang anak remaja melakukan pencarian jati dirinya, disini seorang anak akan menemukan hal-hal baru yang pada usia anak tidak boleh mereka lakukan. Dan pengaruh orang didekatnya merupakan hal yang terpenting dalam perkembangan anak. Dengan kata lain seseorang disampingnya merupakan orang yang akan menentukan perkembangan seorang anak. Apakah anak itu akan berkembang kearah yang baik atau buruk?

Pada contoh kasus yang terjadi di desa saya, desa Slawi Kulon Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, kenakalan remaja yang terjadi di desa saya sudah menjadi hal yang sering dilakukan oleh anak remaja didaerah saya, kasus yang pertama terjadi pada anak seorang anak SMA, sebut saja T, seorang remaja laki-laki. Bila dilihat dari latar belakang orang tuanya, termasuk golongan keluarga mampu. Potensi kenakalan pada anak ini dimulai sejak dia duduk dibangku SMP, dari hasil pengamatan yang saya lakukan bahwa anak ini mengalami perubahan pola tingkah laku karena pergaulannya pada teman sebayanya. Anak ini sering mendapatkan peringatan dari pihak sekolah, yang disampaikan langsung oleh wali kelas pada orang tuanya. Dari hasil yang saya dapat kasus yang sering dia lakukan seperti pengkroyokan teman sebaya lainnya, yang dianggap tidak sependapat dengan dia, jarang masuk sekolah, dan melakukan tawuran antar pelajar. Hal seprti ini sering dilakukannya, kasus yang terakhir yang membawanya ke pengadilan kasus pencurian sebuah helm di pusat perbelanjaan, motif yang dilakukan oleh anak tersebut bukan motif karena kebutuhan melainkan karena kelompok bermain anak tersebut melakukan taruhan. Hal ini jelas bahwa anak tersebut melakukan kenakalan diakinatkan karena pengaruh dari teman sebayanya, yang memberikan pengaruh buruk pada dirinya. Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, orang tua sudah melakukan control pada anak tersebut, tetapi seperti yang telah saya uraikan bahwa anak tersebut merasa orang tua mereka hanya bertindak untuk mengkekangnya, bukan menjaga ataupun mendidik.

Kasus selanjutnya yang terjadi pada anak remaja didaerah saya, yaitu pengkeroyokan yang dilakukan oleh sebuah kelompok remaja yang didaerah saya terhadap seorang anak dari desa lain. Hal ini memang tidak menimbulkan tawuran antar desa tetapi orang tua dari korban tersebut tidak menerimanya dan melaporkan kasus ini pada pihak berwajib. Hal ini menyebabkan beberapa pemuda desa saya di tangkap oleh pihak berwajib dan beberapa orang dijadikan saksi. Kasus ini sebenernya berakar dari ketidaksukaan pelaku terhadap korban dan juga karena persaingan yang dilakukan oleh kedua kelompok remaja yang tersebut yang berkembang menjadi dendam pribadi. Kasus ini belum selesai karena pihak korban tidak mau menempuh permasalahan ini dengan jalur damai atau kekeluargaan. Pada kasus yang kedua ini pula remaja menjadi terpengaruh karena pergaulan dengan teman sebaya yang kemudian membentuk suatu kelompok atau yang biasanya disebut dengan “Geng”. Geng yang terbentuk pada kasus ini yaitu geng yang berakibat buruk pada seorang ramaja. Dari fakta yang didapat bahwa biasa suatu kelompok remaja yang membentu geng mengakibatkan hal buruk karena tidak ada control dari mereka yang memiliki emosi yang lebih tenang dari mereka semua, karena biasanya yang tergabung dalam satu kelompok atau geng memilki pemikiran yang sama dan seseorang yang tidak memilki pemikiran yang sama dengan mereka akan dikeluarkan atau diasingkan oleh mereka. Jadi seseorang yang biasanya dalam satu kelompok atau geng biasa mempunyai ide yang sejalan satu sama lainnya.

Pada kasus yang selanjutnya yang terjadi didesa saya yaitu kasus perusakan kantor PJ KAI yang dilakukan oleh beberapa remaja yang sedang mabuk. Pada kasus ini remaja benar-benar sudah terpengaruh oleh lingkungan bermainnya dan juga kurangnya control yang dilakukan oleh orang tua pada anak-anak mereka. Para remaja yang tertangkap pada saat itu, memang sedang dalam keadaan mabuk berat akibat minuman-minuman keras. Polisi pun membawa mereka dalam keadaan mabuk ke kantor polisi. Peran orang tua dalam hal ini menjadi pertanyaan, apakah orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang pada anaknya? Atau memang sang anak benar-benar telah terpengaruh pada teman bermainnya? Dalam pengamatan yang saya lakukan memang remaja itu benar-benar telah menemukan dunia baru yang dianggap olehnya lebih mengerti dia dan juga memahami dia. Tetapi hal ini dipicu oleh kurangnya perhatian orang tua, karena kedua orang tuanya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Karena memang anak ini berasal dari keluarga yang tidak mampu, orang tuanya bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga yang sangat komplek. Dalam hal ini memang harus ada rasa saling memahami antara anak dan juga orang tua, bila tidak saling memahami maka akan terjadi kesalahpahaman antara orang tua dengan anak. Hal ini akan menimbulkan konflik antar keluarga yang akan berakibat pada ketidak nyaman antar anggota keluarga.

Pada kasus yang terjadi diatas, remaja tidak memperhatikan lagi sebab dan akibat, baik dan buruk, serta dampak yang diakibatkan oleh emosi dan kelakuan yang dia lakukan. Kasus ini berbuntut panjang selain kasusnya akan diproses dipengadilan, juga berdampak pada pendidikan remaja tersebut. Kasus tersebut menjadikan terhambatnya pendidikan remaja, karena remaja tersebut tidak dapat melakukan proses belajar disekolah, namun kemarin atas kebijakan sekolahnya dan kebijakan polisi dia dapat melakukan ujian semesteran walaupun setelah ujian dia harus kembali ke jeruji besi. Pada kasus ini remaja hanya memikirkan kesenangan yang dia rasakan saja, kebebasan yang baru dia dapatkan, juga kepercayaan yang lebih yang baru dia dapatkan dari kedua orang tuanya dan orang lain. Kasus ini sungguh sangat memperhatikan karena usia anak remaja seharusnya untuk mendapatkan ilmu dan penndidikan sebagai bekal hidupnya di masa yang akan datang, kasus ini malah menyebabkan remaja tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang siswa.

Remaja pada kasus ini tidak memikirkan kehidupannya dimasa mendatang hanya memikirkan kesenangan yang sesaat yang didapatnya dari pergaulannya dengan teman-teman sebaya atau seusianya. Padahal kasus yang dia timbulkan bukan hanya berakibat pada dirinya saja tetapi pada kelurganya, sekolah maupun lingkungannya. Hal in menyebabkan pihak keluarga, sekolah, ataupun lingkungan menjadi tercemar atas kelakuannya padahal remaja tersebut melakukannya tidak bersama dengan mereka, atau remaja melakukan hal itu karena keinginan mereka dan kemauannya, bukan karena pengaruh orang lain. Beberapa remaja ada yang menyesali perbuatannya ada pula yang tidak menyesalinya. Mereka yang menyesali perbuatannya biasa akan bersungguh-sungguh pada apa yang nanti dia kerjakan kelak. Tetapi bagi remaja yang tidak menyesali perbuatan akan merasa dendam dan akan membalas kembali perbuatan yang dilakukan oleh orang lain ataupun kelompok lain. Hal ini akan menimbulkan dendam yang berkepanjangan antara dua remaja atau lebih. Seorang atau lebih remaja yang emosi dapat melakukan tindakan-tindakan yang emosi dan sembrono. Emosi yang labil membbuat mereka sangat ceroboh terhadap setiap keputusan yang akan mereka ambil. Seperti pada kasus diatas seharusnya remaja tersebut tahu bahwa minuman keras tidak baik bagi kesehatan, seorang yang minum-minuman keras membuat lambung dan ginjal sulit bekerja. Selain itu minum-minuman keras membuat orang menjadi hilang kesadaran, ini akan membuat seseorang hilang control terhadap apa yang mereka lakukan. Selain itu hal yang paling utama adalah yang diajarkan pada agama islam minum-minuman keras dilarang agama, tetapi remaja tidak menyadari hal akan hali itu. Mereka piker dengan melakukan hal seperti orang dewasa lainnya yang minum-minuman keras akan dianggap bahwa dia sudah dewasa. Salah persepsi ini yang menimbulkan remaja terus melakukan hal ini. Mereka masih berpikir kalau dengan melakukan hal itu dia dianggap dewasa dan lebih dihargai oleh orang lain.

Selain itu juga remaja didaerah saya sudah mengenal rokok, di usia yang masih remaja mereka sudah menghisap rokok. Menurut salah satu remaja di desaku hal ini bermula dari mereka melihat orang dewasa melakukan hal itu, secara sadar mereka melakukan hal itu dan juga orang dewasa biasanya mengatakan bahwa yang intinya merokok itu bukan untuk anak kecil, kalau mau merokok harus menjadi dewasa lebih dahulu baru boleh melakukannya, atau sebagian lagi mengatakan kalau mau dikatakan dewasa kamu harus merokok. Hal ini malah memicu anak untuk melakukannya karena secara tidak langsung orang dewasa telah mengajarkan hal itu pada anak dari kecil. Di usia remaja mereka berpikir kalau mereka bukan lagi seorang anak lagi melainkan sudah dewasa tetapi seorang remaja tidak menyadari bahwa sebelum dewasa dia harus tumbuh menjadi remaja dulu. Remaja tidak memikirkan baik dan buruk merokok serta akibat yang ditimbulkan dari bahaya yang akan ditimbulkan dari merokok.

Pengaruh orang tua memang sangat dibutuhkan oleh remaja khususnya pada usia remaja yang masih labil, karena pada usia ini remaja masih belum bisa menentukan baik maupun buruk dari apa yang dia dapatkan dari dunia luar selain dari keluarga mereka. Pada usia ini peran keluarga sangat dibutuhkan karena akan banyak mempengaruhi tumbuhnya sikap dan perilaku remaja. Tetapi para remaja kadang masih masih belum memahami arti dari perhatian yang diberikan oleh orang tua mereka, yang dianggap sebagai sebuah kekangan baginya. Pengertian remaja dan orang tua serta lingkungannya memang sangatlah dibutuhkan oleh seorang remaja.

Perubahan Sosial

A. Proses Perubahan Sosial

 Definisi Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah semua perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan sosial mencakup:
o Perubahan pola-pola atau lembaga kemasyarakatan.
o Mempengaruhi sistem sosial termasuk struktur sosial masyarakat dan perwujudan kebudayaan.

B. Bentuk Perubahan Sosial

1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Merupakan perubahan yang membutuhkan waktu lama dan disertai dengan beberapa rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan proses lambat dan terjadi dengan sendirinya tanpa ada rencana ataupun kehendak dari siapapun. Beberapa bentuk evolusi diantaranya adalah cosmic evolution, organic evolution, dan mental evolution.

 Teori Tentang Evolusi:

a. Unlinear Theories Of Evolution
Merupakan kebudayaan yang berkembang secara bertahap dari bentuk yang sederhaan sampai ketahap yang sempurna.

b. Universal Theory Of Evolution
Bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.

c. Multilined Theories Of Evolution
Menekankan pad apenelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.

2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Adalah proses perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung dengan sangat cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendiri-sendiri pokok kehidupan masyarakat.

3. Perubahan Kecil
Dikatakan sebagai perubahan kecil jika perubahan terjadi pada unsure-unsur structural yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

4. Perubahan Besar
Dikatakan sebagai perubahan besar jika perubahan yang terjadi membawa pengaruh besar dan diikuti dengan adanya perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada dalam tatanan suatu masyarakat.

5. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan
Adalah suatu perubahan yang telah terjadi direncakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang ingin mengadakan perubahan didalam masyarakat.

6. Perubahan yang Tidak dikehendaki atau direncanakan
Adalah suatu perubahan sosial yang tidak dikehendaki tanpa adanya suatu perencana, tetapi keinginan tersebut berlangsung diluar jangkauan pengawasan serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.

7. Perubahan Struktural
Adalah perubahan yang sangat mendasar dan menyebabkan munculnya organisasi dalam masyarakat.

8. Perubahan Proses
Adalah suatu perubahan yang sifatnya tidak mendasar dan hanya sebagai pelengkap atau penyempurna dari perubahan yang terjadi sebelumnya.

C. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

I. Bersumber dari dalam masyarakat (intern)
 Bertambah atau berkurangnya penduduk.
 Penemuan-penemuan baru (inovasi/innovation)

a. Discovery, yaitu penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh seseorang individu maupun serangkaian ciptaan beberapa individu.
b. Invention, yaitu penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh masyarakat dan dapat diterima serta diterapkan dalam kehidupan.

II. Faktor Penyebab Perubahan Sosial yang Bersumber dari Luar Masyarakat (Ekstern)
o Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia.
o Peperangan
o Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

a. Penetrasi Damai (penetreation posifique)
Adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan dengan jalan damai sehingga penerimaan kedua macam kebudayaan menimbulkan pengaruh timbal balik.

1. Akulturasi, adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya.

2. Asimilasi, adalah bercampurnya dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru.

b. Penetrasi Paksa (penetration Violence)
Adalah proses masuknya sebuah kebudayaan yang dilakukan secara paksa dan bersifat merusak disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan guncangan-guncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.

D. Dampak Perubahan Sosial

1. Dampak Positif
a. Globalisasi
Adalah suatu proses dimana batas-batas Negara luluh dan tidak dianggap penting lagi dalam kehidupan social.

b. Demokrasi
Menciptakan kedamaian dan ketentraman bagi warga tersebut. Hak dan kewajiban semua warga dianggap sama tanpa ada perbedaan.

2. Dampak Negatif

a. Westernisasi
Peniruan perilaku seperti yang dilakukan orang-orang di Negara barat. Orang-orang yang kebarat-baratan belum tentu modern.

b. Sekulerisasi
Suatu proses pemisahan antara nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kepentingan duniawi dengan penekanan pada kepentingan duniawi.

c. Konsumerisme
Suatu paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagian, kesenangan, dll.

d. Hedonisme
Suatu paham yang melihat bahwa kesenangan ataupun kenikmatan adalah tujuan hidup dan tindakan manusia